My photo
Saya lahir di kota yang terkenal dengan arak dan tuak, tidak ketinggalan legen dan siwalannya yakni kota Tuban. Sekarang beralih di kota Malang yang dingin untuk menuntut ilmu. Keadaan ini mengharuskan saya belajar sepenuhnya, tidak hanya belajar akademis. Dari awal saya belajar di dunia persilatan (PSHT), lanjut ke bidang freestyle (Malang Motor X-treme), selanjutnya belajar seputar seni bersamaan dengan semua itu saya juga belajar berorganisasi dari HMJ, UKM, BEM-U.

Friday, November 28, 2008

Angka 666 merupakan simbol iblis

Pengusaha Aburizal Bakrie tersinggung dengan gambar dirinya yang dimuat dalam sampul Majalah Tempo edisi 17-23 November 2008. Di sampul muka majalah tersebut, Tempo memuat gambar dirinya dengan mencantumkan angka 666 di pelipisnya.
"Angka 666 merupakan simbol iblis. Saya tahu, pers mengkritik melalui karikatur tapi penggunaan suatu simbol iblis terutama di sampul bukanlah karikatur tapi sebuah praduga jahat untuk sengaja menghina dan merendahkan seseorang," tutur Bakrie dalam pengantar pengaduannya ke Dewan Pers, Jumat (28/11).
Oleh karena itu, Bakrie meminta Majalah Tempo membuat satu edisi yang memuat konfirmasi dan permintaan maaf, serta memuat gambar Bakrie yang formal sebagai pengadu di sampul. Di sampul juga harus dimuat kalimat tegas pada bagian atas "Berita tentang Siapa Peduli Bakrie dan Panas Digoyang Gempa Bumi, kami cabut dan dinyatakan tidak pernah ada karena telah melanggar etika jurnalisme" dan dilanjutkan dengan kalimat "Redaksi Mohon Maaf" dalam kotak dengan warna mencolok.
Jika kata sepakat tidak ditemukan nanti dan Majalah Tempo tidak memenuhi permintaan Bakrie, Bakrie mengatakan tidak segan-segan untuk menempuh jalur hukum. "Tergantung pengacara akan merekomendasikan kepada saya apakah perlu mengadukan atau tidak. Sebelumnya belum ada yang dituntut dengan UU lain. Namun jika tak ada tanggapan (dari Tempo), kami akan menempuh jalur hukum," tutur Bakrie.

No comments:

Arsip Terbaru


Copyright 2008 | Blogger Template INDONESIA-KU | Design by Art And Paintings Gallery




Media komunikasi