My photo
Saya lahir di kota yang terkenal dengan arak dan tuak, tidak ketinggalan legen dan siwalannya yakni kota Tuban. Sekarang beralih di kota Malang yang dingin untuk menuntut ilmu. Keadaan ini mengharuskan saya belajar sepenuhnya, tidak hanya belajar akademis. Dari awal saya belajar di dunia persilatan (PSHT), lanjut ke bidang freestyle (Malang Motor X-treme), selanjutnya belajar seputar seni bersamaan dengan semua itu saya juga belajar berorganisasi dari HMJ, UKM, BEM-U.

Thursday, December 4, 2008

PanggUng SandiwaRa POlitik

Sering kali kita dengar celotehan, Politik itu kejam. Tentu ada alasan mengapa sampai terlontar celotehan yang demikian.

Berapa waktu lalu saya pernah mendapat kesempatan untuk bermain dalam 'perpolitikan'. Saya banyak belajar di sana. Dengan Sistem yang digunakan sama persis dengan sistem yang digunakan di Indonesia. Mulai sistem Pemerintahan yang diPimpin oleh Presiden, Serta para Menteri dan staff ahlinya yang membawahi masing-masing departermen. Tata cara pemilu juga sama. Ada kepanitiaan yang dibentuk untuk menjalankan pemilu, dengan nama yang sama pula KPU dan KPUD. Serta ada PANWASLU sebagai penngawas jalannnya kampanye dan pemilu. Ada juga Sidang Istimewa dan Paripurna yang dijalankan di dalam kongres dalam beberapa hari. Kongres selalu berjalan alot karena ada unsur kepentingan di dalamnya.

Dari pengalaman saya dan pengamatan saya terhadap perpolitikan Indonesia saya merasakan betapa politik tidak jauh beda dengan panggung sandiwara. Aneka permainan ada di dalamnya. Selalu ada kepentingan dibalik itu semua. Berbagai cara halal (dari kaca mata mereka tentunya) dilakukan untuk mencapai tujuan. Bahkan kadang keradaan menuntut kita untuk menjadi manusia terbrengsek yang pernah ada. Tidak ada yang murni di dalam permainan.

Namun keadaan politik Indonesia saat ini lebih .... lagi. Bagaimana tidak, panggung sandiwara politik sudah dijamah oleh artis sungguhan. Partai politik yang malas mendidik atau tidak memiliki kader terbaik lebih memeilih 'membeli' artis untuk mendongkrak partainya. Sungguh permainan yang .... dengan para pemain yang terlatih dalam mengekspresikan mimiknya dan hanya dengan bekal politik praktisnya.

Rakyat yang jadi penonton hanya bisa melongo dan terombang-ambing di dalam permainan.

3 comments:

kaiikoko said...

yup betul.. dana kampenye yang sangat besar tidak mungkin balik modal dari gaji saja, pasti jika sudah menjabat cari jalan balik modal yang pintas, demi tuntutan balik modal..hehehe.. nice post

Cak Pri said...

Dalam panggung politik, para 'pemain' tidak hanya berfikir bagaimana balik modal.

Ada tiga bagian,

sepertiga Masa jabatan pertama memang untuk balik modal dan memperkaya diri.

Sepertiga kedua untuk 'menyenangkan' hati rakyat.

Sepertiga terakhir untuk biaya kampanye berikutnya.

Itu bukan lagi rahasia publik bung!!

kaiikoko said...

popularitas kayaknya juga perlu...;D

Arsip Terbaru


Copyright 2008 | Blogger Template INDONESIA-KU | Design by Art And Paintings Gallery




Media komunikasi